Sabtu, 26 September 2015

Karena Kita Tidak Kenal by Farida Susanty

Bagaimana menarik orang asing?
Pernah maen Friendster? Iya, semacam Facebook tapi lebih jadul. Sebuah situs pertemanan yang dulu sempat populer di dunia tak terkecuali Indonesia. Yang lucu dari Friendster adalah kita benar-benar bisa mengubah tampilan profile page kita dengan sangat drastis dan berbeda satu sama lainnya. Selain itu, di Friendster tidak dikenal kata alay. Lah iya wong di Friendster itu alay masih dicap kreatif dan "beda". Patut ditiru dan semacamnya.

Karena Kita Tidak Kenal.
Asumsikan kita semua pernah demam Friendster. Pernah banyak-banyakan jumlah teman di situ kan? Yap. Tak terkecuali dengan Archie, remaja tanggung di sebuah SMP di Jakarta, yang baru saja mengenal Friendster dan.. ketagihan! Masalahnya, Archie bukan sedang ketagihan biasa. Dia ketagihan berkenalan dengan orang asing. Ya. Orang asing yang gak dikenalnya di dunia nyata. Berulang kali Archie mengubah tampilan foto profilnya setiap kali dia merasa jumlah temannya tak kunjung banyak. Berulang kali ia merasa foto profilnya tak cukup menarik dan terus-terusan mengganti imej. Dari foto unyu sampe foto emo, Archie pernah coba sampai suatu kejadian menyadarkan Archie betapa selama ini dia sudah salah strategi. Cara apakah yang dilakukan Archie sampai akhirnya bisa mengumpulkan ratusan, bahkan ribuan teman orang asing, sampai dia punya banyak akun?

***

Itu baru cuplikan dari salah satu judul cerpen dalam buku Karena Kita Tidak Kenal (KKTK) karangan Farida Susanty ini. Ada enam belas cerpen dalam buku ini dan yang menjadikan semuanya menarik adalah karena sesuai judulnya, cerpen-cerpen di buku ini bercerita tentang orang yang tidak kita kenal alias.. orang asing! Menariknya lagi, yang dimaksud "orang asing" di sini ternyata beraneka ragam. Teman Friendster, teman sebangku baru, oom-oom yang kebetulan satu kereta, seseorang (atau sesuatu) yang menguntit, sampai Tuhan. Semua diramu dengan apik dan cerdas. Plot twist di mana-mana.

"Apa jadinya ya kalau kamu pindah lagi nanti? Aku pasti sedih banget deh," ujarku, memandangi sosoknya yang berjalan sambil bersiul di sebelahku.
Indri mengangguk. "Nggak usah kangen aja, pasti nggak sedih," katanya nyengir.
Nggak usah kangen aja.
(Joker, hal. 32).
KKTK merupakan buku kumpulan cerpen Farida Susanty yang terbit setelah Dan Hujan Pun Berhenti (DHPB). Sudah lama sekali saya mengincar buku ini karena yah, saya suka DHPB. Selain itu Farida Susanty itu anak psikologi Unpad (ego alumni. Padahal beda jurusan. Baiklah). Dan baik sangka saya pada buku ini gak sia-sia karena buku ini memang KEREN.

"Culik."
"Sok beragama. Siapa sih Tuhan buat lo? Paling juga Tuhan cuma orang asing buat lo, kayak orang-orang lain. Yang gila agama. Yang ngelakuin ritual ini itu tapi gak ngerti juga mereka nyembah siapa. Yang fanatik sama agamanya. Yang nggak ngerasa nyaman sama Tuhannya, cuma ngerasa Tuhan itu orang asing yang kerjaannya hukum-hukumin orang."
(Tuhan, hal. 91).
Sama seperti buku sebelumnya, nuansa dalam buku ini cukup gelap. Emosi yang dibangun di dalamnya juga lumayan mempengaruhi pikiran pembaca untuk ikut merasakan "gelap"-nya. Karena buku ini tidak menjual kerumitan pemilihan kata seperti buku Dee misalnya, buku ini menjual cerita - pure cerita namun masih terasa quotable maka buku ini cocok dibaca siapa saja. Namun walaupun banyak menggunakan remaja sebagai tokoh utama, untuk dilabeli teen lit agak berat juga karena nuansanya yang gelap itu.
"Apa sekarang saya sudah jadi orang baik, Din? Apa kamu sudah maafin saya?"
Dan, jadi satu-satunya orang yang kamu kenal yang memaafkanmu dan datang ke pemakamanmu, Son?
Aku menatap mataku dan menangis untuknya, untuk terakhir kalinya.
(Pemakaman, hal. 103).
Yang keren bagi saya adalah bagaimana kita dibuat bisa terhubung dalam dengan cerita-cerita di dalam kumcer ini karena kejadian yang diangkat kebanyakan sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ya cerita Friendster itu, "Bagaimana cara Menarik Orang Asing". Terus misalnya di cerpen "Siapa?" diceritakan seorang remaja yang galau karena tidak lulus SPMB jurusan kedokteran sampai-sampai dia mempertanyakan dirinya sendiri apa sebenarnya yang diinginkannya, apa benar dia memang ingin masuk jurusan kedokteran, dst. Semua orang pasti pernah mengalami masa-masa kayak gini 'kan.

"Rahasia."
Yang serem-serem misalnya "Yang Diuntit". Gila yang ini menurut saya serem banget. Bagaimana rasanya diuntit orang asing selama dua puluhan tahun dan selama itu kamu berusaha memberitahu orang-orang namun semuanya gak ada yang percaya, dan malah memvonis ada yang 'gak beres dengan otak kamu?
"SINI KAMU, SIALAN! JANGAN LIHAT AKU DARI JAUH AJA! AKU DI SINI! AYO SINI DATENGIN AKU!" teriakku ke arah luar. "Seumur hidup liatin aku dari belakang doang... Ayo sini kalau berani!"
Kakak memelukku erat, memberiku obat, dan membuatku tidur lagi.
Aku bermimpi buruk lagi.
(Yang Diuntit, hal. 132).
"Pandangan Pertama" juga serem sih. Menceritakan tentang perempuan yang tiba-tiba bertemu seorang laki-laki yang secara ajaib memvonis dia sebagai "belahan jiwa" atau apalah, yang jelas laki-laki itu sampai mentato foto perempuan itu di badannya sebagai tanda bahwa mereka ditakdirkan bersama. Padahal mereka asing bagi satu sama lainnya. Satu lagi yang serem adalah di cerita bonus berjudul "Halo". Setelah membaca cerpen itu kamu akan berpikir dua kali sebelum memaki-maki orang tak dikenal yang menelpon kamu dan bilang minta kenalan.

"Yang Diuntit".
Secara keseluruhan saya sangat suka kumpulan cerpen ini. Semuanya punya plot twist tersendiri dan walaupun yang diangkat adalah tentang orang asing, atau sesuatu asing lainnya, semuanya punya daya tarik yang berbeda karena kesan yang ditimbulkannya pun beda. Cerita paling menarik buat saya adalah "Rahasia" dan "WWS". Cerpen "Rahasia" punya plot twist yang keren dan bikin penasaran sampai akhir cerita. Sedangkan "WWS" punya kesan bikin trenyuh dan manis di saat yang bersamaan.

Ah sebenarnya banyak yang ingin saya tulis saking sukanya saya pada buku ini sampai-sampai saya pikir saya bakalan buka banyak spoiler. Hehe. Ya sudah. Kalau penasaran banget, mendingan beli bukunya (atau mau pinjam buku saya?) dan baca segera. Siapa tau setelah itu kamu mulai meneliti dan memperhatikan lebih seksama terhadap sosok-sosok asing di sekitarmu.
"Memang itu fungsi orang asing 'kan? Untuk membagi rahasia-rahasia terkotormu yang tidak bisa kamu ceritakan pada orang-orang terdekatmu..."
(Rahasia, hal. 55).
*semua gambar diperoleh dari Google. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa komen ya :)